Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Pengertian Teori Pembelajaran Behavioristik, Ciri-Ciri, Dan Jenisnya


Dalam proses pembelajaran ada banyak teori yang bisa diterapkan. Salah satunya teori pembelajaran behavioristik yang mana lebih mengedepankan perubahan perilaku. Biasanya dilakukan dengan memberikan hukuman yang dirasa bisa mempengaruhi. Pasalnya menurut teori ini, sikap seseorang bisa terbentuk oleh lingkungan sekitar.

Teori ini meski sudah sangat lama, tetapi masih banyak digunakan hingga sekarang. Seperti pemberian hukuman karena tidak mengerjakan tugas. Dengan begitu, seseorang akan berusaha memperbaikinya dan tidak akan mengulangi daripada menahan malu diketahui teman.

Pengertian Teori Behavioristik

Sebenarnya pengertian teori itu sendiri apa? Teori yaitu beberapa konsep yang sudah dibuat sebelumnya untuk tujuan tertentu. Sedangkan teori pembelajaran behavioristik adalah sistem belajar yang difokuskan kepada perubahan sikap seseorang akibat rangsangan stimulus kejadian masa lalu.

Biasanya seseorang yang mendapat penerapan hukuman dari teori behavioristik akan merasa takut atau malu ketika kembali mengalaminya. Respon tersebut memang menjadi tujuan utama dari teori behavioristik yang lebih dekat dengan penerapan psikologi seseorang. Oleh karena itu, ketika dilakukan harus sesuai dengan prinsipnya.

Sampai sekarang masih dipakai untuk memunculkan stimulus serta respon demi perubahan tingkah laku. Baik dalam pendidikan sekolah, instansi atau kantor. Jadi tidak hanya dalam sekolah, tetapi juga cocok diterapkan dalam segala aspek kehidupan termasuk keluarga. Seperti contoh di bawah!

  • Memberikan hukuman bagi seorang siswa yang melakukan pelanggaran sekolah untuk pendisiplinan. Bahkan sebagai pertimbangan nilai rapor.
  • Hukuman bagi pekerja yang datang melebihi jam masuk kantor dengan surat peringatan bertingkat.
  • Pemberian surat tilang bagi pelanggar berkendara di jalan raya.
  • Sanksi dari masyarakat karena melanggar aturan adat atau sosial.

Prinsip Teori Behavioristik

Prinsip adalah acuan yang menjadi tolak ukur suatu keberhasilan penerapan tentang teori pembelajaran behavioristik itu sendiri. Mencangkup pemikiran serta tingkah laku seseorang yang mengalami hukuman. Jadi apabila tidak menghasilkan respon tersebut, maka dikatakan belum belajar.

Oleh karena itu, seringkali terjadi peningkatan  hukuman untuk meningkatkan pula stimulus dan respon yang diharapkan. Penerapan prinsip teori behavioristik tidak hanya pada manusia, melainkan juga teori itu sendiri. Berikut ciri prinsip behavioristik tersebut:

  • Reinforcement (penguatan) dan hukuman (Punishment).
  • Penguatan primer dan sekunder.
  • Schedules of Reinforcement atau penguatan yang terjadwal.
  • Contingency Management.
  • Stimulus Control in Operant Learning.
  • The Elimination of Responses (menyeleksi tanggapan).

Ciri-ciri Teori Behavioristik

Mengingat cukup banyak teori yang sudah berkembang bahkan dari teori ini, maka untuk membedakannya terdapat perbedaan. Umumnya lebih spesifik agar mudah mengenalinya. Sama halnya dengan teori behavior, ada beberapa karakter khusus dalam penerapannya. Apa saja? Simak poinnya di bawah:

  • Lebih mengutamakan aspek lingkungan sekitar untuk menimbulkan stimulus dan respon.
  • Berfokus pada sikap yang menjadi perubahan secara obyektif.
  • Setiap perkembangan dapat terlihat dari bagaimana seseorang belajar.
  • Aspek penekanan terdapat pada beberapa bagian penting.
  • Sifatnya mekanis yang menimbulkan reaksi tertentu.
  • Berdasarkan masa yang lalu, sehingga terbentuk kebiasaan baru yang lebih baik.

Hukum Teori Pembelajaran Behavioristik

Setidaknya ada 4 hukum yang sering diterapkan berdasarkan dari teori pembelajaran behavioristik. Hukum yang diterapkan mempengaruhi sikap seseorang terhadap beberapa hal. Adapun hukum tersebut terdapat pada ulasan berikut:

1. Hukum Kesiapan

Hukum kesiapan dimaksudkan pemberian pembelajaran sebelum memasuki sesuatu agar lebih siap. Misal guru yang memberikan hukuman pada siswa yang tidak menyelesaikan tugas padahal akan menghadapi ujian. Karena sebenarnya tujuan hukuman adalah secara tidak langsung, siswa akan siap menghadapi ulangan.

2. Hukum Latihan

Hukum ini lebih kepada tindakan yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga memperoleh hasil sesuai tujuan. Sebab pengulangan tersebut akan melatih skill agar terus berkembang. Sehingga dibutuhkan konsisten tindakan.

3. Hukum Efek

Berbeda lagi dengan hukum efek yang akan memberikan motivasi untuk meraih sesuatu. Misal akan diberikan hukuman jika tidak lulus ujian dan mendapat hadiah bila berhasil. Dengan begitu, anak akan termotivasi belajar agar hasil yang baik dapat tercapai sesuai keinginannya.

4. Hukum Sikap

Hukum sikap yaitu respon tindakan setelah mendapat hukuman. Respon tersebut juga awalnya berasal dari psikolog kemudian pada tingkah laku. Seperti contoh, takut dipecat jika kembali terlambat datang.

Kelebihan Teori Pembelajaran Behavioristik

Penerapan teori mempunyai banyak kelebihan sehingga sering diterapkan khususnya sekolah. Karena dianggap ampuh untuk mendapatkan hasil serta kualitas siswa yang terbaik. Kelebihan tersebut pada poin di bawah:

  • Membuat guru mempunyai sikap kepedulian terhadap siswa.
  • Menjadi alternatif apabila tidak bisa dinasehati.
  • Membentuk karakter baik yang juga akan berpengaruh pada penilaian sekolah.
  • Meningkatkan skill terhadap sesuatu bakat yang dimiliki siswa karena terus latihan.
  • Menyelesaikan kurikulum dengan baik sebab penerimaan pembelajaran menjadi lancar dan merata. Sehingga tidak ada siswa yang ketinggalan pemahaman ilmu.
  • Dapat memberikan banyak respon stimulus secara berkelanjutan.
  • Sangat cocok diterapkan untuk memperoleh tindakan secara langsung.
  • Sangat sesuai diterapkan pada anak yang sejatinya masih memerlukan pembinaan dari orang tuanya atau guru, sehingga menciptakan pengalaman.

Kekurangan Teori Pembelajaran Behavioristik

Di samping kelebihan, setiap teori juga mempunyai kekurangan. Setiap orang dapat memilih teori mana yang dibutuhkan agar keinginan atau tujuan tercapai. Berikut kekurangan dari teori behavioristik ini:

  • Tidak dapat diterapkan pada semua pelajaran.
  • Siswa akan terbiasa dengan hukuman ketika akan mempelajari sesuatu dan tidak mandiri yang berasal dari respon pribadi.
  • Inisiatif dari dalam siswa berkurang karena terbiasa mengambil tindakan dari mendengarkan.
  • Siswa menjadi fokus berpikir secara linier, sehingga kurang kreatif dan produktif. Mengingat latihan yang diberikan terkadang tidak sesuai keinginan siswa.
  • Lebih monoton karena tersistematis serta fokus pada hasil luar.

Demikian informasi mengenai teori pembelajaran behavioristik yang sering dipakai pada pendidikan siswa di sekolah. Meski ada banyak pula bagian lain yang menggunakannya.