Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Contoh Jurnal Penjualan

Ikatancendikia | Contoh Jurnal Penjualan | Setiap perusahaan pasti melakukan pencatatan seluruh transaksi penjualan yang dilakukannya. Secara umum, catatan transaksi tersebut dibukukan dalam jurnal penjualan. Jurnal penjualan termasuk dalam kategori jurnal akuntansi yang menjadi langkah rutin bagi setiap pedagang. 

Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan jurnal penjualan, jenis-jenisnya, contoh-contohnya, serta langkah-langkah pencatatan yang tepat. Informasi ini akan dibahas secara lebih mendalam dalam bahasan berikut ini! 

Contoh Jurnal Penjualan 

Contoh Jurnal Penjualan


1. Pengertian Jurnal Penjualan 

Jurnal penjualan merupakan catatan atau buku pembukuan yang mencatat semua aktivitas transaksi penjualan, baik yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun kredit. Jurnal penjualan termasuk dalam kategori jurnal khusus dalam bidang akuntansi. Mengapa disebut "khusus"? Karena pencatatan dalam jurnal ini akan diintegrasikan ke dalam buku besar dan diperbaharui secara teratur. 

Tujuan utama dari jurnal penjualan adalah untuk memonitor seluruh kegiatan transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Melalui jurnal ini, Anda dapat dengan mudah melacak setiap transaksi yang terjadi. Beberapa informasi krusial yang harus dicatat dalam jurnal penjualan meliputi tanggal transaksi, nomor rekening, nama pelanggan, nomor faktur, dan jumlah penjualan (baik secara tunai maupun kredit). 

Dalam menyusun jurnal ini, diperlukan tingkat ketelitian, kecermatan, dan keakuratan yang tinggi. Hal ini karena seluruh transaksi penjualan akan terekam di sini, dan perlu memperhatikan dengan seksama posisi debit dan kredit setiap kali melakukan pencatatan. 

2. Aspek yang Harus Diperhatikan Saat Menyusun Jurnal Penjualan 

Ketika menyusun jurnal penjualan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jika dilakukan dengan cermat, semua catatan dalam jurnal ini dapat menjadi bahan evaluasi penjualan untuk periode selanjutnya. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun jurnal penjualan: 

  • 1. Transaksi yang dilakukan secara tunai tidak dicatat dalam jurnal penjualan, karena jurnal ini khusus mencatat transaksi utang piutang. 
  • 2. Transaksi penjualan tunai akan tercatat dalam jurnal penerimaan kas. 
  • 3. Jurnal penjualan mencakup seluruh transaksi penjualan yang terjadi, memungkinkan Anda untuk melacak saldo dengan mencari nomor faktur yang tercantum. 
  • 4. Perhatikan dengan seksama posisi debet dan kredit saat mencatat transaksi. Pastikan keseimbangan dan ketepatan keduanya. 
  • 5. Jika ada hutang yang telah dilunasi, hapus catatannya dan perhatikan detail pembayarannya. 
  • 6. Dalam kasus retur pembelian, catat persediaan di posisi kredit. 
  • 7. Terdapat dua metode penghitungan jurnal penjualan, yaitu metode periodik dan perpetual. 

3. Jenis Jurnal Penjualan 

Walaupun jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, namun jurnal ini dibagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan jenis transaksi yang terjadi. Berikut beberapa jenis jurnal penjualan yang umum digunakan oleh perusahaan: 

1. Jurnal Penjualan Tunai

Jurnal ini mencatat seluruh penjualan yang dilakukan dengan pembayaran tunai. Umumnya, transaksi tunai langsung diinput ke mesin kasir dan kemudian dicatat dalam akun yang sesuai. Sebagai contoh, jika Anda melakukan penjualan sebesar Rp3 juta, pencatatan dalam jurnal penjualan dapat terlihat seperti ini: 

 (Debit) Kas: Rp3.000.000,00 (Kredit) 

Penjualan: Rp3.000.000,00 

 Dalam metode perpetual, perlu juga mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan jumlah persediaan. Sehingga, akan terlihat berapa jumlah persediaan yang masih tersedia dan belum terjual. 

Misalnya, jika harga pokok penjualan per tanggal 1 Agustus 2022 adalah sebesar Rp1,5 juta, pencatatan dalam jurnal penjualan dapat terlihat seperti ini: (Debit) Harga Pokok Penjualan: Rp1.500.000,00 (Kredit) Persediaan: Rp1.500.000,00 

 Transaksi menggunakan kartu kredit akan diproses oleh badan kliring yang menghubungkan penjual dengan lembaga keuangan yang menerbitkan kartu kredit. Lembaga keuangan tersebut kemudian akan mentransfer uang tunai sejumlah transaksi yang dilakukan. 

Biasanya, biaya proses transfer sekitar 2%-3% dari nilai transaksi penjualan akan dikenakan pada Anda. 

2. Jurnal Penjualan Kredit 

Selanjutnya, terdapat jurnal penjualan kredit yang digunakan untuk mencatat penjualan dengan sistem kredit. Transaksi yang dilakukan dengan skema kredit dianggap sebagai utang dagang. Dalam hal ini, wesel tagih dan wesel bayar akan menjadi elemen penting yang tercatat. 

3. Jurnal Diskon Penjualan

Secara umum, faktur penjualan akan mencantumkan syarat dan kesepakatan antara penjual dan pembeli yang dikenal sebagai syarat kredit. Terdapat informasi mengenai batas waktu pembayaran yang harus dipenuhi oleh pembeli. 

4. Jurnal Retur Penjualan dan Potongan Penjualan

Jenis lainnya adalah jurnal retur penjualan. Sesuai dengan namanya, jurnal ini mencatat pengembalian barang yang dilakukan oleh pembeli. Proses pengembalian ini harus mematuhi perjanjian yang telah disetujui oleh penjual, misalnya terkait kerusakan atau cacat yang masih masuk akal. Dalam beberapa kasus, penjual mungkin memberikan potongan harga sebagai kompensasi atas retur barang. 

 Jika transaksi penjualan terjadi secara kredit, penjual akan mengeluarkan memo kredit yang mencatat jumlah dan alasan mengenai penurunan utang usaha dalam akun tersebut. Penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa pemberian diskon, retur barang, dan potongan harga dapat mengurangi pendapatan dan bahkan menambah beban biaya lainnya. 

4. Contoh Jurnal Penjualan 

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, berikut beberapa contoh jurnal penjualan yang dapat Anda lihat di bawah ini: 

Contoh 1 

Contoh Jurnal Penjualan
contoh 1 jurnal penjualan. gambar: kitalulus

Contoh 2 

Contoh Jurnal Penjualan
contoh 2 jurnal penjualan. Gambar: kitalulus

Contoh 3

Contoh Jurnal Penjualan
contoh 3 jurnal penjualan. gambar: kitalulus