Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Penyuluhan Dosen UNNES, Upaya Branding Kopi Endemik Gunung Ungaran

jenis-kopi-arabika

Desa Ngresepbalong, yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Kendal, memiliki potensi sumber daya alam berupa kopi yang saat ini telah diperkenalkan dan dinikmati oleh pecinta kopi, terutama di sekitar Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Kelompok Tani Berkah Wana Lestari bertanggung jawab atas budidaya kopi ini.


Latar Belakang Branding Kopi Endemik

Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalah bahwa produk kopi Endemix dari desa tersebut belum cukup dikenal di pasar kopi nasional, sehingga penjualan produk kopi yang dihasilkan belum optimal. Oleh karena itu, Tim pengabdian dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang terdiri dari Wahid Akhsin Budi NS, Ridwan Arifin, dan Fredy Hermanto, telah berupaya untuk meningkatkan promosi dan branding kopi ini melalui kegiatan pengabdian dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).

Dalam upayanya untuk meningkatkan nilai jual kopi, Tim pengabdian Unnes berfokus pada pengembangan potensi indikasi geografis kopi Gunung Ungaran, yang dianggap memiliki rasa yang unik dibandingkan dengan produk kopi dari wilayah lain. Sejumlah kegiatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan potensi indikasi geografis tersebut, salah satunya adalah penyuluhan mengenai pentingnya indikasi geografis kopi dan pengenalan mutu kopi robusta dan arabika. Acara ini diadakan di Balai Dusun Gunungsari bulan September 2023.

Tujuan penyuluhan

"Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk lebih mempromosikan kopi Gunung Ungaran sehingga dapat meningkatkan nilai jual melalui sertifikasi indikasi geografis," ujar ketua tim pengabdian Wahid Akhsin Budi NS selama kegiatan tersebut.

Selain penyuluhan, beberapa kegiatan lain juga dilakukan, seperti uji cita rasa dan mutu kopi, penyusunan database kopi, hingga pembuatan sistem informasi kopi dalam bentuk WebGIS. Dalam penyuluhan, dua orang pembicara hadir.

Pembicara pertama dan anggota tim pengabdian, Ridwan Arifin, mengungkapkan bahwa indikasi geografis merupakan sebuah terobosan penting untuk memperkenalkan kopi Endemix ini kepada pasar yang lebih luas. Selain itu, ia juga menekankan bahwa usulan indikasi geografis harus diajukan oleh lembaga atau kelompok, bukan perorangan. Oleh karena itu, Kelompok Tani Berkah Wana Lestari diharapkan dapat bersatu dalam langkah sertifikasi ini.

Uji coba cita rasa kopi endemik gunung ungaran

Selanjutnya, narasumber kedua, Rifda Aziatus Salamah, memaparkan materi terkait klon kopi Gunung Ungaran dan hasil uji cita rasa serta mutu kopi yang telah dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. "Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa kopi arabika dan robusta yang dihasilkan masuk dalam kategori excellent, menunjukkan cita rasa khasnya, dan berpotensi mendapatkan indikasi geografis," jelasnya.

Sebagai bagian dari acara penyuluhan, kelompok tani juga diberikan fasilitasi alat pertanian, seperti pisau okulasi, gergaji batang, gunting dahan ranting, dan grafting tape, dengan harapan dapat mendukung budidaya kopi dan meningkatkan produktivitas kopi Gunung Ungaran.

Kadus Gunungsari, M. Arofik, mengapresiasi pendampingan yang dilakukan oleh tim pengabdian Unnes, dan mengharapkan dukungan dari seluruh anggota kelompok tani kopi untuk kegiatan ini.


Rintisan Produk dan Kedai Kopi Endemik Gunung Ungaran

Kedai kopi Pucuk Kendal, yang terletak di lereng Gunung Ungaran Sisi Utara, tepatnya di Desa Ngeres Ngeres, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, merupakan destinasi yang cocok bagi para penggemar kopi. Kedai ini terletak di ketinggian sekitar 1400 meter di atas permukaan laut dan telah berdiri sejak tahun 2020. Sejak awal berdirinya, kedai kopi ini telah mengusung konsep bernuansa alam yang unik.

Produksi kopi menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Sangat menarik untuk dicatat bahwa Pucuk Kendal telah mengadopsi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Namun, perlu ditekankan bahwa ini bukanlah PLTMH konvensional seperti yang umumnya ditemui. Kedai kopi ini mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang sangat berkelanjutan.

Dalam hal ini, PLTMH yang digunakan di Pucuk Kendal merupakan hasil rakitan para pemuda Desa, yang menjadikannya salah satu contoh nyata kolaborasi yang berhasil antara komunitas lokal dan sumber energi terbarukan. 


Penikmat kopi gunung ungaran dari wisatawan Jerman

kopi-ungaran

Seseorang pengunjung dari Jerman, yang juga berada di sana, berbagi kesan positif tentang kedai kopi ini, mencatat bahwa kopi yang disajikan di sini enak dan tempatnya sangat menyenangkan. Namun, keterbatasan fasilitas modern menjadi tantangan tersendiri.

Kedai kopi dengan suasana alami lereng gunung ungaran

Selain aspek energi, tempat ini juga menawarkan suasana yang sangat alami dan menarik. Berlokasi di lereng Gunung Ungaran, tempat ini bukan hanya menjadi kedai kopi biasa. Di sini, para pengunjung dapat menikmati olahan kopi berkualitas tinggi, baik dari varietas robusta maupun arabika, yang dipanggang dengan hati-hati. Selain itu, kedai ini dikelilingi oleh keindahan alam yang masih terjaga, termasuk keberadaan monyet-monyet liar yang menambah daya tarik bagi para pengunjung.

Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari kota Semarang, sekitar 30 menit perjalanan, menjadikannya destinasi yang dapat dijangkau dengan mudah oleh para pengunjung. Selain itu, konsep penggunaan listrik secara mandiri dan pendekatan berkelanjutan dalam menanam dan mengolah kopi sendiri menambah daya tarik unik dari Pucuk Kendal. Tempat ini bukan hanya tentang menikmati secangkir kopi yang lezat, tetapi juga tentang mengalami keindahan alam dan kontribusi positif terhadap lingkungan.


Sentra Penghasil Kopi Arabika

Kawasan ini merupakan sentra penghasil kopi arabika, satu-satunya di lereng utara Gunung Ungaran, sementara jenis kopi robusta mendominasi di tempat lain. Selama perjalanan menuju ke kedai kopi Pucuke Kendal, berjumpa dengan kelompok tani Gunungsari. Dapat melihat berbagai tahap dalam pengolahan kopi, termasuk proses huling kopi. Ada beberapa varian dalam proses ini, seperti Black Honey dan Natural Taufik, yang membedakannya dari proses fermentasi lainnya.

Setelah mengunjungi tempat penjemuran kopi,melanjutkan perjalanan ke kedai kopi Bojone Kendal. Di sini, kesan pertama adalah proses produksi kopi dengan teknologi khusus pada pembangkit listrik mikrohidro yang terletak di sekitar tempat pengeringan kopi.


Kedai kopi Pucuke Kendal menawarkan pengalaman unik, terletak di tengah kebun dalam perjalanan menuju wisata Curug Lawe. Kehadirannya yang kreatif menarik berbagai pengunjung, dari wisatawan hingga keluarga. Sempatkan untuk mencoba berbagai jenis kopi yang disajikan di sini, yang meliputi kopi susu dan berbagai variasi lainnya.

Meskipun lokasinya terpencil, terletak di jalur wisata menuju air terjun, tempat ini mampu menarik perhatian dengan pendekatan inovatifnya dalam produksi kopi. Beberapa pengunjung, dan sebagian besar dari menganggap sebagai tempat yang bagus untuk bersantai jauh dari keramaian dan menikmati suasana yang lebih tenang serta pemandangan yang indah.